Memanfaatkan Kecangihan Media Sebagai Alat Kampanye

lica

Judul CeritaMemanfaatkan Kecangihan Media Sebagai Alat Kampanye
Tanggal Wawancara25 Oktober 2018
LSM PendampingCahaya Perempuan WCC Bengkulu
LokasiKota Bengkulu
PENUTUR CERITAPENULIS
Nama : Lica VeronicaNama : Eka Fitriani
Umur : 20 thUmur : 27 Tahun
Pekerjaan : MahasiswiPekerjaan : Staf Cahaya Perempaun WCC
Jenis Kelamin : PerempuanJenis Kelamin : Perempuan 
Hubungan Dengan Pekerjaan : Ketua Propinsi BengkuluHubungan Dengan Pekerjaan : Staf Lapang Kota Bengkulu  
Alamat : Jl. Gandaria 10 No 37 Rt 22 Rw 08 Kel. Panorama Kec. Singaran Pati Kota Bengkulu

Pertanyaan Pemandu

  1. Ceritakan bagaimana Anda (pencerita) dapat terlibat dalam program ini.
  2. Menengok satu tahun kebelakang, perubahan-perubahan apa yang sudah terjadi pada Anda atau komunitas Anda dengan adanya program ini?
  3. Diantara perubahan-perubahan itu, mana yang menurut anda paling penting? Mengapa  hal itu penting?
  4. Bagaimana perubahan tersebut terjadi? Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya perubahan itu?
  5. Menurut anda, bagaimana perubahan itu akan bermanfaat bagi pekerjaan/kehidupan Anda dimasa yang akan datang?  

Memanfaatkan Kecangihan Media Sebagai Alat Kampanye

             Saya Lica Veronica, nama pangilan teman-teman dan keluarga saya adalah Lica. Saya adalah anak bungsu dari 7 saudara. Perubahan yang saya alami adalah berani menjadi Youth Advokator untuk mengkampanyekan Stop Perkawinan Anak.

Saya seorang mahasiswi semester 4 di Universitas Negeri Bengkulu. Saya mulai bergabung dengan organisasi Cahaya Perempuan WCC (CP WCC) sejak duduk dibangku kelas 1 SMK N 3  Kota Bengkulu. Pada saat itu saya selalu berusaha mendapatkan nilai akademik yang baik sehingga bisa mendapatkan peringkat di kelas dan saya selalu mendapat peringkat tiga besar. CP WCC pertama kali masuk di sekolah melalui organisasi PIK-R yang saya ikuti waktu itu, awalnya ketika CP WCC masuk ke saya pun kurang respon dan hanya sekedar sebagai pendengar saja.  Saya mengikuti organisasi PIK-R hanya untuk melengkapi nilai dirapot saja karena alasan itu saya menjadi kurang fokus dengan organisasi tersebut. Saya lebih terfokus pada nilai akademik saya, saya pun lebih sering mengikuti perlombaan-perlombaan yang mengasah akademik saya ke timbang mengikuti kegiatan PIK-R.

Setelah beberapa kali saya mengikuti pertemuan yang difasilitasi oleh CP WCC lama kelamaan saya tertarik dengan topik yang dibahas dimana topik yang dibahas setiap bulan selalu berbeda-beda. Topik yang diangkat setiap bulanya tentang persoalan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Isu-Isu Perempuan lain yang membuat saya mulai tertarik karena persoalan Kespro Remaja belum secara komprehensif saya dapatkan baik dibangku sekolah maupun diluar sekolah. Dari pendidikan kritis yang diberikan oleh CP WCC itulah yang awalnya tidak paham menjadi paham mengenai persoalan Kespro Remaja yang bagi saya pendidikan mengenai Kespro sangat penting bagi remaja seperti saya. Selama bergabung dengan proggram yang dijalan oleh CP WCC saya sudah banyak terlibat dalam beberapa kegiatan baik kegiatan yang diadakan di Propinsi Bengkulu maupun yang diluar Propinsi Bengkulu, adapun peningkatan kapasitas yang pernah saya ikuti adalah:

  • Diskusi kritis yang dilakukan setiap satu bulan sekali
  • Youth Camp
  • Pelatihan Kesehatan Reproduksi berspektif Gender
  • Pelatihan untuk jurnalis perempuan Muda
  • Writeshop mengenai HKSR
  • Peluncuran buku kumpulan cerita perempuan muda
  • Perayaan hari Aktivisme 16 HaKTP
  • Narasumber Dialog Interaktif di Radio Flamboyan FM
  • Pertemuan forum perempuan muda tingkat propinsi

Dari beberapa kegiatan yang saya ikuti persoalan mengenai Perkawinan Anak yang membuat saya tertarik dan tergerak hatinya untuk ikut aktif dalam mengkampanyekan tentang persoalan perkawinan anak. Berbicara mengenai persoalan perkawinan anak yang selalu terjadi khususnya di Kota Bengkulu yang merupakan salah satu bentuk kekerasaan seksual dimana anak mengalami perkawinan disaat umur anak yaitu kurang dari 18 tahun dan menurut saya pelaminan bukanlah tempat untuk anak-anak bermain. Melihat realita yang terjadi di lapangan, saya sebagai Ketua Forum Perempuan Muda Propinsi Bengkulu merasa sangat prihatin dan membuat saya tergerak untuk ikut serta dalam mengkampanyekan Stop Perkawinan Anak dengan menjadi Youth Advoktor Pencegahan Perkawinan Anak, beberapa kegiatan yang saya lakukan adalah menjadi narasumber dalam kegiatan yang dilakukan oleh CP WCC dalam memperingati 16 Hari Anti Kekerasaan Terhadap Perempuan (16 HaKTP) yaitu menonton bareng anggota Perempuan Muda di Kab. Seluma & Kab. Rejang Lebong, serta sebagai narasumber dalam kegiatan Dialog Interaktif di Radio falmboyan FM dalam rangka megkampanyekan Stop Perkawinan Anak untuk masyarakat luas.

Selain itu saya juga memanfaatkan kecagihan & perkembangan media baik media sosial & media elektronik yang saat ini sangat digemari oleh masyarakat luas khusunya remaja. Berkat ilmu yang saya dapat sewaktu duduk di bangku SMK & pelatihan jurnalis yang dilakukan oleh CP WCC membuat saya memahami bagaimana cara membuat film, vlog dan cara menulis yang menarik. Maka dari itu Kegiatan yang pernah saya ikuti selama bergabung di CP WCC selalu saya bagikan di media sosial yang saya miliki seperti Fb, Ig, Twiter dan Blog hal ini bertujuan agar masyarakat luas memahami & mengetahui mengenai kegiatan yang saya lakukan, berbagi informasi mengenai Kesehatan Seksual & Reproduksi Remaja, dan informasi lainya. Kegiatan yang dilakukan oleh Forum Perempuan Muda untuk mengkampanyekan Stop Perkawinan Anak, saya buat menjadi vlog singkat dengan harapan vlog tersebut dijadikan sebagai media untuk mengkampanyekan Stop Perkawinan Anak untuk masyarakat luas & vlog tersebut juga telah saya gunakan sebagai bahan untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh Kementrian PPPA dalam kampaye Stop Perkawinan Anak. Berkat ilmu pengetahuan yang saya dapatkan dari CP WCC saya dipercaya menjadi pelatih di ekstrakulikuler PIK-R Merpati SMKN 3 Kota Bengkulu & PIK-R Mahar SMKN 2 Kota Bengkulu.

Harapan saya untuk perempuan remaja lain adalah semakin banyak lagi perempuan muda tidak melakukan perkawinan anak dan semakin banyak lagi remaja yang menjadi Youth Advokator untuk tetap mengkampanyekan Stop Perkawinan Anak karena pada hakikatnya yang paling dirugikan dalam perkawinan anak adalah perempuan.

Perubahan Signifikan yang terjadi : Menjadi pelatihan untuk ekstrakulikuler PIK-R di 2 (dua) sekolah swasta di Kota Bengkulu Menjadi Youth Advokator untuk pencegahan perkawinan anak dengan mengkampanyekan             melalui media Elektonik & media sosial
Tingkat perubahan yang terjadi (pilih salah satu) Perubahan individuPerubahan individu  tetapi mempengaruhi keluarga dan komunitas Mengadvokasi kebijakan di level desaMengadvokasi kebijakan di level kabupatenBelum ada perubahan Lainnya: ……………………………………………………………………………………………………..
Cerita ini terpilih di levelKomunitas Mitra lokalMitra NasionalMAMPU
Alasan pemilihan ceritaPemilahan cerita perubahan ini adalah karena dia merupakan salah satu Forum Perempuan Muda yang memiliki insiatif tinggi dan aktif dalam mengkampayekan stop perkawinan anak

Dokumentasi


 

Share
Categories: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *